Minggu, 29 Januari 2017

Tembang Medang

Markisa dikenal masyarakat Malino dengan nama lokal tembang, penyebutannya sama dengan salah satu jenis ikan dalam bahasa Makassar. Markisa dan Malino bagaikan siang dan malam. Kota kecil di dataran tinggi Gowa ini sejak puluhan tahun silam identik dengan buah ini.  Markisa salah satu oleh-oleh wajib jika berwisata ke Malino.
Markisa Kuning (Passiflora edulis) masih belum dibudidayakan
sebagai tanaman perkebunan atau industri. Tanaman ini masih
bertahan sebagai tanama sela di kebun warga di Kanreapia

Terdapat dua jenis tanaman markisa yang tumbuh Tinggimoncong, Parigi, dan Tombolopao tiga kecamatan di dataran tinggi timur bagian utara Gowa. Yang pertama dikenal dengan nama tembang-tembang jenis markisa ungu bahan baku membuat sirup markisa. Kedua tembang medang markisa kuning (Passiflora edulis) yang rasanya lebih manis jika telah matang.

Tembang medang memiliki daun lebih besar, bulat lebih tebal, sedangkan tembang-tembang daunnya berjari. Sampai sekarang baru bisa tumbuh dan berbuah di dataran tinggi seperti Malino dan sekitarnya. Meski cukup laku di pasar Malino, markisa kuning belum dibudidayakan dalam skala yang lebih besar dan intensif seperti halnya kentang, kol, bawang prei, dan lobak. Markisa kuning masih menjadi tanaman sela di kebun atau hamparan tanam lain. Darmawan Denassa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar