Minggu, 20 November 2016

Bermain Tanah Liat Gratis dan Menstimulasi Kreatifitas

Bermain Tanah liat (Clay) menjadi salah satu permainan yang saya gemari sejak kecil. Selain mudah dibentuk media ini juga dengan gampang saya peroleh. Cukup ke persawahan atau ke Bantilang, bangunan tempat membuat dan menyimpan batu bata, maka tanah liat akan segara saya dapatkan.
Bersama peserta Widya Wisata SD Pertiwi Makassar di per-
sawahan Rumah Hijau Denassa (RHD), 19 November 2016

Lazimnya tanah liat dimasa kecil saya tahun 80-an dibentuk jadi kerbau atau pengantin. Cukup rumit membuatnya namun tetap bisa membentuknya. Bahkan saya pernah membuat wadah membakar obat nyamuk dari tanah liat. Wadah itu mirip kertas yang dilipat menyerupai kipas kertas mainan. Tentu saja wadah yang saya buat lebih aman karena tidak akan terbakar seperti lazimnya kertas untuk wadah obat anti nyamuk.

Hari ini saya kembali mengajak tamu Rumah Hijau Denassa (RHD) dari SD Pertiwi Makassar untuk membuat karya dari tanah liat. Meski tidak mudah mengajak peserta didik kelas IV SD Pemprov Sulsel ini beberapa peserta tampak antusias. Mereka membuat karya dalam beberapa bentuk meski awalnya saya ajak membuat kerbau (tedong-tedong).

Kelebihan dari tanah liat dari media lain karena bahan ini tidak berbahaya dan tidak najiz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar