Selasa, 03 Maret 2015

Belajar Mengelola Kantin Kejujuran


Saya pernah mengunjungi kantin kejujuran di SDN Pare-pare, kecamatan Bajeng, kabupaten Gowa tahun 2010 silam,  pengelolaan di sana cukup menarik karena tidak ada yang mengawasi. Berbeda dengan kantin kejujuran di SDN Nomor 234 Inpres Takalar Kota. Di SDN ini awalnya mengelola kantin dengan bantuan PT.  Pelindo sekitar tahun 2012 lalu.

Sekolah yang membina 280 peserta didik ini pada 2014 silam mengganti pengurus kantin karena penanggung jawab sebelumnya pindah (mutasi) ke sekolah lain. Keuntungan hasil penglolaan dibelikan kulkas dan dibagi sebagai Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2014, sehingga modal antin nihil.  Untuk memulai kembali dibentuk pengurus bar yang diketuai Sitti Salma. Untuk modal kantin para guru berstatus PNS memasukkan modal sebesar Rp 50.000 setiap orang. Jumlah guru PNS di SD ini sebanyak 11 orang. "Terkumpul dana sebesar Rp 450.000, tidak semua guru memasukkan modal" kisah Salma.
Alhasil sejak Agustus 2014, dua bulan setelah pengumpulan modal itu pengurus sudah bisa mengembalikan modal sumbangan para guru.

Setiap hari kantin untung sebesar Rp 15.000-20.000, dengan besar transaksi Rp. 120.000-250.0000 perhari.  "Penjual disekitar sekolah tetap bisa berjualan, ada pula warga yang titip barang jualannya di kantin kejujuran" kata Haslinda salah seorang guru honorer.

Ketika saya mengunjungi kaantin ini (2/3/2015) kantin menjual salak, donat, minuman dingin, dan alat-alat tulis. Setiap hari ada dua orang guru bergantian jaga, yang mendapat tugas hanya guru perempuan. Di SD ini terdiri  delapan rombongan belajar dengan jumlah guru honor sebanyak 12 orang.

Menurut Salma perubahan perilaku peserta didik dengan adanya kantin kejujuran, sekolah lebih aman dari kehilangan uang, sebelumnya serng terjadi. Jika kantin tanpa penjaga siswa yang beli akan menyimpan sendiri uangnya di tempat penyimpanan uang.
Keutungan dari kantin dibagi ke masing-masing guru. Ketika saya tanya apakah ada keuntangan yang digunakan untuk pembangunan sekolah, beberapa guru yang berada di kantin menjawab belum pernah. Semoga keuntungan nanti bisa juga disisihkan untuk pembangunan atau memberi sumbangan pada siswa kuran mampu. Sukses selalu untuk pengelola kantin SD Takalar Kota. (Darmawan Denassa)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar